PTBA Garap Hilirisasi Batu Bara Jadi Baterai, Gandeng CATL Dovana Hasiana
JAKARTA , BERITAFAKTANEWS.WEB.ID – PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) mengatakan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menggandeng Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) untuk penghilirian atau hilirisasi batu bara menjadi bahan baku baterai lithium-ion (Li-ion).
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo mengatakan CATL berperan dalam memasok material katoda baterai, sementara anoda berasal dari kerja sama antara PTBA dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Hari ini kita sudah buatin prototyping-nya. Sekarang kita lagi buatin yang skill-nya skill pilot. Malah kita sebenarnya kemarin sudah join sama CATL, untuk cathode material-nya dari CATL,” ujar Dilo saat ditemui di Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2024).
Namun, Dilo mengatakan proyek tersebut masih berupa proyek pilot dan memerlukan pengembangan lebih lanjut, mulai dari konduktivitas dan densitas, hingga sesuai dengan kelas internasional. Dilo mengatakan target produksi komersial skala besar bisa dikejar pada 2028 mendatang.
Sebelumnya, PTBA bekerja sama dengan BRIN memulai proyek pilot konversi batu bara menjadi grafit artifisial dan lembaran anoda untuk bahan baku baterai litium.
Grafit artifisial merupakan bahan utama untuk pembuatan anoda. Adapun, lembaran anoda adalah elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi (kutub positif), salah satu komponen penting untuk baterai Li-ion.
Sementara, Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail mengatakan perseroan tengah menjajaki peluang untuk bermitra dengan East China Engineering Science and Technology Co Ltd (ECEC) untuk menggawangi proyek penghiliran batu bara menjadi dimethyl ether (DME) tersebut.
“Beberapa kami lihat di China ada beberapa perusahaan yang produksi DME. Dari beberapa itu, yang serius dengan kami namanya East China Engineering and Technology, yang paling serius kami jajaki untuk DME, di samping akan bicara [nilai] keekonomiannya,” ungkapnya dalam konferensi pers kinerja PTBA, Jumat (8/3/2024).
Dengan kata lain, Arsal memastikan megaproyek gasifikasi batu bara besutan PTBA masih berdenyut setelah mangkrak usai ditinggal investor terdahulu, Air Products and Chemicals Inc (APCI).
APCI sebelumnya hengkang lantaran memilih untuk fokus menggarap proyek hidrogen biru di AS, setelah dijanjikan insentif menarik dari Presiden Joe Biden.
Arsal menambahkan saat ini PTBA juga membuka opsi selain produksi DME dalam proyek penghiliran batu bara melalui proses gasifikasi tersebut.
“PTBA tetap berkomitmen mendukung hilirisasi yang dilakukan oleh pemerintah. Jadi, untuk yang DME ini, kami sedang penjajakan dengan beberapa perusahaan di China. Di samping itu, kami akan melakukan penjajakan hilirisasi non-DME, tetapi fokus pada produk turunan lainnya seperti metanol, etanol, dan sebagainya. Kami sedang melakukan kajian,” ujarnya.